Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan tanah meresapkan air hujan yaitu melalui pembuatan sumur resapan. |
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan tanah meresapkan air
hujan yaitu melalui pembuatan sumur resapan. Sumur resapan air khususnya
di kawasan pemukiman baik di perkotaan maupun di pedesaan, selain dapat
menekan terjadinya banjir, sumur resapan ini juga dapat berfungsi untuk
menyediakan cadangan air tanah pada musim kemarau. Dengan sumur resapan
ini, air hujan akan ditampung dan diresapkan ke dalam tanah sehingga
dapat memperbaiki permukaan air tanah serta mengurangi aliran permukaan.
Sementara itu, dengan pembuatan sumur resapan ini akan mampu menekan
banjir dan menyediakan air tanah pada musim kemarau sehingga sumur-sumur
dan mata air yang ada dapat tetap berair pada saat kemarau.
STANDARISASI SUMUR RESAPAN
Pemerintah
pada dasarnya teiah mewajibkan pembuatan sumur resapan di setiap
pekarangan rumah. Akan tetapi, banyak dari masyarakat yang belum
mengetahui standar sumur resapan air yang balk dan benar. Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-2002, dapat diketahui bahwa
persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan untuk lahan
pekarangan rumah adalah sebagai berikut.
- Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.
- Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 m diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan.
- Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan.
- Struktur
tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap
air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam (artinya, genagan air
setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi,
yaitu sebagai berikut.
- Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm/jam.
- Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm/jam.
- Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam.
Untuk
bentuk dan ukuran konstruksi sumur resapan air yang ideal dapat mengacu
pada SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil,
yaitu berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter
0,8 m dan maksimum 1,4 m serta kedalamannya disesuaikan dengan tipe
konstruksi sumur resapan air. Sementara itu, pemilihan bahan bangunan
yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang
tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil untuk penutup
sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 semen : 5 pasir
tidak diplester, tebal 1/2 bata. <update>Aturan ini telah direvisi dengan SNI 03-2453-2002 (Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan).
Jenis-jenis Sumur Resapan
Sumur dengan susunan batu kali (kiri). Sumur dengan susunan batu bata (kanan). |
Jenis
bangunan sumur resapan cenderung bervariasi. Bentuk dan jenis bangunan
sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air yang dibuat segi
empat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak
di atas permukaan air tanah. Berikut ini merupakan berbagai jenis
konstruksi sumur resapan yang sering dipakai.
- Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tidak diisi apa pun (kosong).
- Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk.
- Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau batako di dinding sumur. Dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
- Sumur menggunakan besi beton di dinding sumur.
- Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).
Berbagai
konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Pemilihannya dapat disesuaikan dengan kondisi batuan/tanah (formasi
batuan dan struktur tanah). Selain itu, disesuaikan juga dengan
kebutuhan dan anggaran dana yang dimiliki.
Selain
berbagai jenis konstruksi di atas, saat ini juga telah ditemukan
alternatifjenis sumur resapan yang relatif sederhana berupa lubang
resapan biopori (LRB). Secara teknis, LRB merupakan lubang silindris
yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm.
Kedalamannya tidak melebihi kedalaman muka air tanah yaitu sekitar 100
cm. Pembuatan LRB yang relatif sederhana sangat cocok untuk kawasan
pemukiman, balk di kota maupun di desa.
Prinsip
kerja lubang resapan biopori (LRB) hampir sama dengan sumur resapan
yaitu meresapkan air ke dalam tanah. Air tersebut meresap melalui
biopori yang menembus permukaan dinding LRB ke dalam tanah di sekitar
lubang. Biopori sendiri merupakan ruangan atau pori dalam tanah yang
terbentuk akibat adanya aktivitas makhluk hidup seperti fauna tanah dan
akar tanaman.
Jumlah dan ukuran biopori akan
terus bertambah mengikuti pertumbuhan akar tanaman serta peningkatan
populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan populasi dan mikroorganisme tanah maka LRB diisi dengan
bahan organik seperti dedaunan kering dan sampah organik lainnya.
Sumber :
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete