- Efek antibiotik. Teh memang memiliki sifat antibiotik karena mencegah tahap tertentu dalam proses replikasi DNA bakteri.
- Kerusakan kulit karena ultraviolet. Ekstrak teh hijau (EGCG) yang diberikan sesuai dosis dapat melindungi kerusakan kulit yang disebabkan oleh UVA dan UVB yaitu penuaan oleh cahaya dan karsinogenesis.
- Meningkatkan sensitivitas insulin dan toleransi glukosa.
- Meningkatkan ketahanan tubuh saat latihan dengan meningkatkan metabolisme lemak.
- Membuat lebih terjaga, sama halnya dengan kopi.
- Meningkatkan kekebalan tubuh.
- Mengurangi kemungkinan mengalami gangguan kognitif.
- Mengurangi stress
- Mengurangi pengaruh HIV. Sebuah studi yang muncul dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menyatakan kalau epigallocatechin gallate (EGCG) yang ditemukan dalam teh hijau dapat menghambat pengikatan HIV dan dapat dipakai sebagai terapi komplementer bagi pasien HIV, namun ditekankan kalau “ia bukan penyembuh, dan bukan pula cara yang aman untuk menghindari infeksi, namun, kami menyarankan kalau ia dapat dikombinasikan dengan obat konvensional untuk meningkatkan kualitas hidup mereka yang terinfeksi.” Ini adalah studi in vitro (tabung uji), bukan studi in vivo, yang hanya menguji pengaruh kimiawi dalam teh hijau. “Banyak zat yang ditunjukkan mencegah infeksi HIV dalam tabung uji ternyata tidak memiliki efek atau hanya memiliki efek kecil di dunia nyata, sehingga saya rasa masih jauh untuk menyimpulkan kalau teh hijau melindungi terhadap infeksi HIV.”
- Mengurangi dampak dari pendarahan usus
- Mencegah bau mulut
- Mencegah kerusakan tubuh oleh gangguan kelebihan besi (hemochromatosis)
- Mengurangi kemungkinan terkena penyakit Parkinson. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
- Meningkatkan daya ingat jangka pendek. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
- Meningkatkan kinerja atletik. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
- Mengurangi keparahan dan durasi sakit kepala. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
- Membantu mencegah gejala asma. Hal ini karena kandungan kafein dalam teh.
- Mengurangi gangguan tidur. Para peneliti Universitas Louisville melaporkan kalau fenolik teh hijau dapat menahan penurunan kognitif yang muncul karena apnea tidur obstruktif, dalam edisi Mei 2008 American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Para peneliti memeriksa pengaruh fenolik teh hijau ynag diberikan bersama air minum, pada tikus yang secara berselang dikurangi oksigennya dalam siklus malam 12 jam, meniru hipoksia berkala pada manusia yang mengalami OSA.
- Mengurangi infeksi bakteri dan jamur.
- Membantu mengurangi dampak keracunan bisa ular.
- Mengurangi resiko terkena stroke
- Mengurangi resiko terkena serangan jantung. Mencampur teh dengan susu dapat menghilangkan khasiat teh ini.
- Menyembuhkan kutil di alat kelamin dan anus. Sinecatechin, sebuah ektrak dari teh hijau ditunjukkan efektif dalam merawat kutil di daerah anus dan kelamin dalam sebuah eksperimen acak buta ganda pada lebih dari 500 subjek. Subjek diberikan minyak ynag mengandung sinecatechin (kelompok perawatan) atau plasebo (kelompok kontrol) pada daerah yang terpengaruh selama 4 bulan, dan diikuti 3 bulan setelah perawatan. Lebih dari separuh subjek dalam kelompok perawatan (57%) mengalami kesembuhan penuh kutil mereka, dibandingkan hanya sepertiga (34%) dalam kelompok kontrol. 78% pasien dalam kelompok perawatan mengalami setidaknya 50% perbaikan pada kutil mereka. Jumlah yang dibutuhkan untuk perawatan adalah 4-5 pasien. Perawatan dengan ekstrak teh hijau ditoleransi dengan baik dengan sedikit efek samping.
- Mengurangi depresi. Dalam studi Jepang, konsumsi teh hijau berbanding terbalik dengan gangguan psikologis bahkan setelah pemeriksaan faktor-faktor lain yang mungkin. Konsumsi teh hijau berasosiasi dengan rendahnya gejala depresi pada studi lain di Jepang. Para peneliti melakukan studi cross-sectional pada individu manula Jepang yang bersosialisasi di masyarakat dengan usia 70 tahun. Prevalensi gejala depresi parah dan sedang adalah 20,2% dan 34,1%. Setelah penyetelan faktor-faktor lain, rasio yang disarankan untuk tidak depresi adalah 1 cangkir per hari, depresi sedang perlu 2 hingga 3 cangkir sehari, dan depresi parah butuh 4 cangkir sehari.
- Mengurangi rasa sakit akibat rematik
- Mengurangi berat badan dan kolesterol
Penyakit yang masih diragukan dapat dipengaruhi oleh teh:
Kanker payudara dan prostat. Hal ini
didasarkan pada studi bulan Juli 2005, yangberupa tinjauan klaim yang
dibuat mengenai manfaat kesehatan dari teh hijau. Peneliti Food and Drug
Administration AS menyimpulkan kalau teh hijau tidak menyebabkan
berkurangnya resiko kanker prostat dan payudara. FDA mengatakan kalau
bukti yang ada tidak mendukung klaim kesehatan atas konsumsi teh hijau
dengan berkurangnya resiko kanker. Studi lain menemukan hubungan adanya
hubungan positif dengan penyembuhan kanker sehingga status teh sebagai
perawatan untuk kanker masih kontroversial.
Pengaruh negatif teh pada kesehatan:
Meningkatkan resiko osteofluorosis dan patah tulang karena membuat tulang menjadi lebih kaku.
Meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer karena kandungan aluminium dalam teh
Karena mengandung kafein (separuh dari kafein yang dikandung kopi), semua efek samping kafein juga dapat dirasakan oleh peminum teh. Efek samping yang paling jelas adalah sulit tidur.
Teh mengandung oksalat, konsumsi berlebihnya dapat menyebabkan batu ginjal, serta pengikatan kalsium bebas di tubuh; mineral lain juga dapat terikat olehnya. Ketersediaan oksalat dalam teh memang rendah sehingga dampak negatif membutuhkan jumlah konsumsi teh yang besar.
Meningkatkan resiko kerusakan hati. Hal ini karena kemungkinan flavonoid, suatu zat dalam teh, menumpuk di pembuluh darah.
Meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer karena kandungan aluminium dalam teh
Karena mengandung kafein (separuh dari kafein yang dikandung kopi), semua efek samping kafein juga dapat dirasakan oleh peminum teh. Efek samping yang paling jelas adalah sulit tidur.
Teh mengandung oksalat, konsumsi berlebihnya dapat menyebabkan batu ginjal, serta pengikatan kalsium bebas di tubuh; mineral lain juga dapat terikat olehnya. Ketersediaan oksalat dalam teh memang rendah sehingga dampak negatif membutuhkan jumlah konsumsi teh yang besar.
Meningkatkan resiko kerusakan hati. Hal ini karena kemungkinan flavonoid, suatu zat dalam teh, menumpuk di pembuluh darah.
Sumber :
No comments:
Post a Comment